Friday, July 1, 2011

Gasperini dan Villas-Boas Bisa Apa?



Chelsea telah resmi memiliki pelatih baru, Andres Villas-Boas. Pria berpaspor Portugal berusia 33 tahun itu menjadi buah bibir karena berhasil membawa FC Porto menjuarai tiga gelar dalam satu musim; Liga Portugal, Piala Portugal dan Piala Europa.

Roman Abramovich, pemilik The Blues, rela menggelontorkan uang sebanyak 15 juta euro (Rp 185 miliar) untuk membayar tebusan agar Villas-Boas bisa hengkang dari Porto. Chelsea mencari pelatih usai memecat Carlo Ancelotti.

Padahal Ancelotti tak jelek-jelek amat di Stamford Bridge. Di musim 2009/2010 alias tahun perdananya melatih Lampard dkk, Don Carleto mampu mempersembahkan gelar Liga Inggris dan Piala FA.

Penyebab utama ketidaksinambungan kepelatihan di Chelsea adalah faktor Abramovich. Orang kaya Rusia ini memang ambisius, malah bisa dibilang gila prestasi. Di tanah Inggris, klub miliknya sudah meraih gelar lokal. Tinggal di level Eropa Chelsea hanya bisa jadi penonton.

Saat masih dilatih Jose Mourinho, Chelsea dua kali masuk semi final Liga Champions. Namun The Special One dipecat oleh sang pemilk klub.

Saat dibesut Avram Grant di pertengahan musim 2007/2008 pun, Chelsea masuk final Liga Champions. Sayang Dewi Fortuna tidak memihak mereka. John Terry dkk kalah saat adu penalti dengan Manchester United di Moskow.

Target yang dibebankan kepada Villas-Boas pun dipastikan tinggi. Liga Inggris, Piala FA dan Liga Champions, menjadi harga mati. Jika tak mampu memenuhi keinginan Abramovich dalam waktu singkat, nasib Villas-Boas dipastikan akan sama dengan senior-seniornya: dipecat.

Begitu pula dengan Gian Piero Gasperini (53). Nama pria ini menjadi perbincangan usai ditunjuk menjadi nakhoda baru Inter Milan. Apa prestasi Gasperini? Tidak ada. Sebelum menjadi pelatih Inter, Gasperini pernah melatih Genoa selama empat setengah tahun hingga akhirnya dipecat awal musim 2010/2011.

Banyak pihak yang mencibir keputusan Massimo Moratti, presiden Inter Milan yang memilih Gasperini. Ada yang bilang Moratti terpaksa memilih Gasperini, meski taipan minyak Italia itu membantahnya.

Setelah ditinggalkan Jose Mourinho akhir musim 2000/2010 dengan membawa Inter meraih treble, Nerazzuri seperti kehilangan arah. Pengganti Mourinho, Rafael Benitez 'hanya' mampu memberikan dua gelar, Piala Dunia Antar Klub dan Piala Super Italia. Benitez lalu dipecat.

Penggantinya, Leonardo yang mantan pemain AC Milan juga tak mau meneruskan karier kepelatihannya di Giuseppe Meazza. Meski Leo mampu memberikan Piala Italia untuk Inter.

Gasperini dan Villas-Boas punya kesamaan: melatih klub yang dimiliki oleh sosok yang haus gelar namun dengan cara yang instan. Tak hanya itu, Abramovich dan Moratti juga dikenal senang “mengintervensi” pelatih soal pemain-pemain kesukaan mereka yang harus dibeli dan dipasang.

Jadi mampukah Gasperini dan Villas-Boas memuaskan ambisi bos mereka dan mengendalikan ego pemain-pemain bintang yang dilatihnya? Menarik untuk kita lihat.

Suami Puput Melati Bantah Berpoligami

 

 

Pernikahan yang terkesan mendadak yang dilakukan Ustad Cilik dan Puput Melati menimbulkan berita miring bahwa mantan penyanyi cilik tersebut dijadikan istri lagi alias di poligami. Pasalnya Ustad Cilik dikatakan sempat menikah.

Pernikahan yang terkesan mendadak yang dilakukan Ustad Cilik dan Puput Melati menimbulkan berita miring bahwa mantan penyanyi cilik tersebut dijadikan istri lagi alias di poligami. Pasalnya Ustad Cilik dikatakan sempat menikah.

Namun kabar poligami tersebut dibantah rekan Ustad Cilik, Ustad Azwan kala menjawab pertanyaan media soal ini di kediaman Ustad Cilik di jalan Kesehatan 3 Bintaro Jakarta Selatan, Rabu (29/6).

Menurutnya Ustad Cilik memang pernah menikah namun telah pisah. Hal ini dapat dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan dari KUA Semarang.

"Saya sedikit mengetahui kalo di sebut duda, ya duren. Beliau duda bisa dibuktikan dengan surat cerai dari Pengadilan Negeri Semarang. Bukan poligami, beliau pernah menikah dan pernah bercerai secara resmi," tegasnya.

Sementara itu Puput Melati pun telah bercerai dari suaminya terdahulu Hadi Wibowo di Pengadilan Agama Tangerang pada 23 Februari lalu. (kpl/dis/faj)

 

Tewas Oleh Hewan Ternaknya Sendiri






TRIBUNNEWS.COM - Peternak kobra mematikan yang pernah mengatakan ular peliharaannya tak akan pernah menyakitinya akhirnya tewas secara mengenaskan. Si raja ular bernama Luke Yeomans tewas dipatuk satu di antara kobra mematikan yang dipeliharanya.
Dilansir Daily Mail, Kamis (30/6/2011), Yeomans yang memiliki pengalaman 30 tahun menaklukkan ular terkena serangan jantung setelah ia digigit ular dan kemudian menyuntikkan bisa ular itu ke dalam darahnya.

Yeomans, yang mendapat julukan Steve Irwin, menyimpan 24 reptil membahayakan itu di belakang rumahnya di Eastwood, Nottinghamshire, dan berencana akan mempertunjukkannya ke publik pada pekan ini.

Steve Irwin adalah penakluk binatang buas asal Australia dan tewas karena tertusuk ikan pari. Dalam wawancaranya dalam stasiun televisi lokal, Yeomans (47), mengaku selalu digigit ular berbisa.

"Si raja kobra tahu jika saya memberi makan kepada mereka dan mereka tahu jika saya memberikan minum. Mereka tidak akan menyakiti saya jika saya tak menyakiti mereka," kata Yeomans.

Tentara Apa Tentara ne, silahkan tebak?





REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Masih ingat dengan foto TKW kita membawakan ransel seorang prajurit Angkatan bersenjata Singapura? Cerita itu kini terulang.

Yang terbaru datang pada Kamis ketika seorang pembaca situs jurnalisme warga Singapura populer, Stomp, mengirim gambar pria dalam seragam militer, melenggang dengan seorang pria lain di sampingnya kerepotan membawakan ranselnya.

Parahnya, sang pria yang kerepotan itu terlihat lebih tua, tampak seperti ayahnya.
Pembaca Stomp, Danny,  mengatakan, "Pada sekitar 15.00 kemarin (Rabu),  teman saya dan saya akan Northpoint di Yishun untuk makan siang, aku melihat lagi anak tentara menyuruh ayahnya membawakan ranselnya. Ini jelas tidak bisa diterima!"

Pada bulan Maret, seorang pembaca mengirimkan gambar ke Stomp, dimana seorang PRT membawakan ransel tentara bosnya.

Gambar ini memicu keributan nasional dan Departemen Pertahanan mati-matian membela diri. Foto itu beredar luas di dunia maya dan menarik perdebatan mengenai  tentara Generasi Y di Singapura yang sudah keterlaluan 'lembek' dan 'manja'-nya.

Banner